Selasa, 14 Februari 2012

Setidaknya Aku Ada Untuknya . .



Pernahkah kalian merasa ingin melindungi orang yang kita kasihi , merasa ingin mengerti penderitaan orang-orang yang dekat dengan kita atau merasa bahwa kita orang yang bisa dipercaya untuk berbagi keluh kesah oleh seorang sahabat ?

Yah, terkadang manusia ingin diakui konsistensinya sebagai makhluk sosial., bahwa kita juga bisa berarti bagi orang lain. Tapi bagaimana ketika seseorang sudah percaya dengan berbagi keluh kesahnya dan berbagi rasa sedihnya dengan kita tetapi kita justru tidak tahu harus berbuat apa. Atau mungkin terkadang kita merasa tidak tahu harus berbuat apa untuk meringankan beban dan masalah yang menimpa sahabat, teman atau orang-orang yang kita kasihi.

Ya ,
Inilah yang sering aku rasakan di kehidupanku saat ini. Kekhawatiran jika berbuat salah yang bercampur dengan rasa ingin peduli, terkadang seperti ingin melangkah tetapi otak masih ragu-ragu memberi rangsangan pada otot kaki.

Sebelumnya , aku bersyukur atas jalan kehidupan yang diberikan oleh Tuhanku. Mungkin orang-orang beranggapan bahwa terasa sangat menyedihkan dan banyak cobaan, tapi menurutku dibalik itu semua Tuhan sebenarnya telah memberiku kesempatan untuk mempelajari kehidupan lebih awal daripada orang lain sehingga aku bisa memaknainya lebih dalam. Kehidupan yang aku maksud adalah kehidupan untuk mengerti karakter orang lain, mendidik mereka, merawat mereka , bertoleransi dengan kekurangan mereka, bersabar, menahan emosi dan berusaha menerima apa adanya. Ya, guru kehidupanku adalah keluargaku dengan ilmu kehidupan dari Sang Maha Berilmu.

Peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini membuatku banyak berfikir tentang apa yang harus dan tidak harus aku lakukan. Keinginan untuk membantu meringankan beban dan mengatasi masalah dari orang-orang yang memiliki karakter yang berbeda sempat membuatku frustasi, apalagi dengan segala keterbatasanku. Tapi dengan berfikir setidaknya satu demi satu kemungkinan penyelesaiannya bisa aku dapatkan.

Dan satu hal  yang dapat aku simpulkan adalah, jalin komunikasi yang baik. Bahwa seseorang tidak harus menjadi superhero dengan menyelamatkan seorang gadis dari kawanan perampok atau dari tengah rel kereta api, tapi dengan komunikasi yang baik pun sebenarnya bisa menyelesaikan masalah bahkan dari penjajahan Belanda . .  ya bukan ? ^^

Bahwa ketika kau menjadi tempat curahkan hati sahabatmu, sesungguhnya dia pun tidak berharap banyak kau bisa mengatasi atau memberikan solusi atas masalahnya. Tapi paling tidak kau bisa menjadi seseorang yang mau mendengarkan dan melepasakan semua keluh kesahnya, karena sesungguhnya setegar apapun seseorang , mereka tetap butuh tempat untuk mencurahkan isi hatinya.

Bahwa ketika seorang adik berada pada lingkungan luar yang tidak baik hingga orang-orang tua memarahinya berkali-kali, setidaknya kau bisa menjadi kakak yang bisa menjadi tempatnya untuk kembali , melepaskan kekesalan atas “metode cerewet”nya orang tua, mencurahkan segala masalahnya, bercerita tentang hal sebenarnya, walaupun itu cerita yang menyakitkan. Tapi tetaplah kau berada disana untuknya . .

Bahwa ketika kau menjadi anak perempuan yang merasa kasihan dengan kondisi keluarga dan ayah yang ditinggal meninggal istrinya, yang walaupun dengan tekat kuat kau ingin membantunya tetapi apa daya kau masih belum bisa berbuat apa-apa. Setidaknya kau berada disana untuk menemaninya makan malam bersama , mendengarkan ceritanya , menerima keadaannya dan teguhkan dirimu disana untuk selalu mendukungnya dalam doa.

Untuk Ayah dan adik-adikku tercinta ,
Mungkin aku bukan kakak yang bisa membelikanmu  sesuatu yang kalian inginkan, bukan kakak yang bisa membantumu menyelesaikan soal kimia, bukan kakak yang hebat untuk membuatmu pintar, bukan kakak yang dapat menyesaikan permasalahanmu disekolah dan tentu aku tidak bisa menjadi pengganti posisi ibu untuk kalian dan untuk ayah. Tapi percayalah aku akan selalu ada disini untuk kalian ,  yang akan terus berusaha menjadi anak dan kakak yang baik untuk kalian.


Sincerely,

Your Daughter dan Your Sister.